Kau Wanita, Kau Buruh Migran
Tokoh 08.29
KUHARAP lagu air matamu terdengar di sini, membius mereka yang terkuat. Kau wanita, kau buruh migran yang terkurung dalam sesaknya ruang kelam.
Mencari sejahtera, tetapi mendapat sayatan hati yang merobek jiwamu.
Memohon naungan hanya diskriminasi yang kau dapat, kemudian tersingkirkan.
Kau hanya dianggap sekadar komoditi yang senantiasa menjadi perbudakan
Betapa…! kau wanita terkoyak oleh kemiskinan dan ketidakadilan.
Kuharap…..kuharap….. mereka yang terkuat di negeri ini ada disana.
Saat tubuhmu dihempaskan ke lantai hitam, dibenamkan ke lembah lumpur ternodakan.
Meronta percuma, tali-tali nista menjerat tanganmu, mulutmu terbungkam kain hitam.
Kepalamu dibenturkan, terluka hebat lalu kau pun tak tahu lagi tentang nasib tubuhmu.
Air mata darahmu menetes, melagu surga menjadi neraka, jiwamu terbang bersama perih.
Dan kaupun pulang, ada dalam pelukan orang terkasih yang merana merajut luka-luka
Mengenangmu yang tak akan pernah bangun lagi.
Kuharap… kuharap… mereka yang terkuat di negeri ini ada disana
Saat hari-harimu terlilit cambuk perkasa yang menembus tulang-tulang putihmu.
Makian dari mulut-mulut tuan besar menggelegar menyambar panas daun telingamu.
Mata-mata besar menatap tajam pengawas atas dirimu yang bekerja tiada henti.
Kekejaman telah membuatmu lumpuh dan kaupun dipulangkan kedesamu
Kau hanya berstatus kelas dua, terminal kelas tiga yang pantas bagimu
Kasusmu terkatup rapat dikotak besi, dan terlupakan sampai berkarat
Lalu, mereka yang terkuat apa yang bisa kau lakukan ?
Ada nyawa-nyawa melayang diantara wanita buruh migran
Ada tubuh-tubuh cacat diantara wanita buruh migran
Kuharap… kuharap mereka yang terkuat ada disana
Merubah perihnya biru langit, menjadi nirwana
Merubah lilitan miskin menjadi samudera sejahtera
Merubah yang tertindas menjadi yang terangkatkan
Kau wanita, kau buruh migran
Harapan bunga hidupmu berebah dipadang-padang harapan waktu
Namun duri-duri selalu saja menghiasi bungamu yang justru melukaimu
Mencoba memanjat tangga pelangi menuju langit, tuk meraih bintang seutuhnya
Namun separuh bintang saja itu sudah keberuntunganmu
Karena tanganmu selalu berdarah dalam genggaman tangan-tangan yang terkuat
Kuingin… kuingin… kerajaan berbasis diskriminasi gender dihancurkan
Demi kau wanita, kau buruh migran
Dan dedikasikan buat kau wanita-wanita. (kuninganmedia/pooh)
Mencari sejahtera, tetapi mendapat sayatan hati yang merobek jiwamu.
Memohon naungan hanya diskriminasi yang kau dapat, kemudian tersingkirkan.
Kau hanya dianggap sekadar komoditi yang senantiasa menjadi perbudakan
Betapa…! kau wanita terkoyak oleh kemiskinan dan ketidakadilan.
Kuharap…..kuharap….. mereka yang terkuat di negeri ini ada disana.
Saat tubuhmu dihempaskan ke lantai hitam, dibenamkan ke lembah lumpur ternodakan.
Meronta percuma, tali-tali nista menjerat tanganmu, mulutmu terbungkam kain hitam.
Kepalamu dibenturkan, terluka hebat lalu kau pun tak tahu lagi tentang nasib tubuhmu.
Air mata darahmu menetes, melagu surga menjadi neraka, jiwamu terbang bersama perih.
Dan kaupun pulang, ada dalam pelukan orang terkasih yang merana merajut luka-luka
Mengenangmu yang tak akan pernah bangun lagi.
Kuharap… kuharap… mereka yang terkuat di negeri ini ada disana
Saat hari-harimu terlilit cambuk perkasa yang menembus tulang-tulang putihmu.
Makian dari mulut-mulut tuan besar menggelegar menyambar panas daun telingamu.
Mata-mata besar menatap tajam pengawas atas dirimu yang bekerja tiada henti.
Kekejaman telah membuatmu lumpuh dan kaupun dipulangkan kedesamu
Kau hanya berstatus kelas dua, terminal kelas tiga yang pantas bagimu
Kasusmu terkatup rapat dikotak besi, dan terlupakan sampai berkarat
Lalu, mereka yang terkuat apa yang bisa kau lakukan ?
Ada nyawa-nyawa melayang diantara wanita buruh migran
Ada tubuh-tubuh cacat diantara wanita buruh migran
Kuharap… kuharap mereka yang terkuat ada disana
Merubah perihnya biru langit, menjadi nirwana
Merubah lilitan miskin menjadi samudera sejahtera
Merubah yang tertindas menjadi yang terangkatkan
Kau wanita, kau buruh migran
Harapan bunga hidupmu berebah dipadang-padang harapan waktu
Namun duri-duri selalu saja menghiasi bungamu yang justru melukaimu
Mencoba memanjat tangga pelangi menuju langit, tuk meraih bintang seutuhnya
Namun separuh bintang saja itu sudah keberuntunganmu
Karena tanganmu selalu berdarah dalam genggaman tangan-tangan yang terkuat
Kuingin… kuingin… kerajaan berbasis diskriminasi gender dihancurkan
Demi kau wanita, kau buruh migran
Dan dedikasikan buat kau wanita-wanita. (kuninganmedia/pooh)
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :
Dikirim oleh Bang Apooh
pada 08.29.
dan Dikategorikan pada
Tokoh
.
Kamu dapat meninggalkan komentar atau pesan terkait berita / artikel diatas