Ubi Ganyong Komoditi Yang Cukup Diperhitungkan

 
Ubi Ganyong yang pernah populer pada tahun 70-an dan nyaris tak pernah disebut-sebut lagi dalam daftar menu makanan jenis umbi-umbian, kini mulai mencuat ke permukaan dan menjadi komoditi yang cukup diperhitungkan setelah diproduksi menjadi kerupuk Ganyong oleh industri rumahan.
 
Tanaman Ubi Ganyong bentuk tumbuhannya hampir menyerupai tanaman jahe atau lengkuas dan sering dijumpai di pinggir-pinggir kebun sebagai tanaman pagar.
 
Umbinya berwarna kecoklatan dan teksturnya berserat namun memiliki kandungan tepung yang cukup tinggi. Bentuk olahannya pun sangat sederhana, cukup direbus lalu dihidangkan sebagai camilan. Tanaman ini memang tergolong langka dan sulit dijumpai, bahkan di pasar-pasar tradisionalpun sudah tak terlihat lagi.
 
Namun siapa sangka, tumbuhan yang langka ini, kini tiba-tiba mencuat ke permukaan dan menjadi komoditi yang cukup diperhitungkan. Kandungan tepungnya yang tinggi dan beraroma khas, mampu mengundang kreativitas sekelompok orang untuk mengolah Ubi Ganyong menjadi kerupuk.
 
Sebuah industri rumahan yang dipimpin Pak Eji Sarji di Desa Ciasih Kecamatan Nusaherang, kini sudah bisa mengolah Ubi Ganyong menjadi kerupuk. Dengan memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di desa tersebut, industri rumahan ini sudah mampu berproduksi dengan kapasitas 1 ton Ubi Ganyong per hari.
 
Dari 1 ton Ubi Ganyong yang dihargai Rp400 per kilogram, menurut Eji Sarji, setelah diproses akan didapat 250 kilogram krupuk mentah dan per kilogramnya dijual dengan harga Rp15.000.
 
Sedangkan pemasarannya, untuk sementara ini baru di sekitar pasar Darma dan pasar-pasar lainnya di Kabupaten Kuningan. Untuk dapat menembus pasar luar Kabupaten Kuningan, diakui Eji, sementara ini belum bisa dilakukan karena terbatasnya kapasitas produksi.
 
“Pemasaran kerupuk Ganyong baru bisa di wilayah Kabupaten Kuningan saja, tapi ke depan ingin dikembangkan untuk bisa menjual ke luar daerah,” katanya.
 
Sementara itu Kepala Desa Ciasih Mamat mengatakan, bahwa pihaknya sangat mendukung produksi krupuk Ganyong ini, karena dapat memberdayakan kaum ibu di desanya untuk menambah penghasilan keluarga. Namun diakuinya, industri rumahan kerupuk Ganyong ini masih terkendala oleh keterbatasan modal, sehingga sulit untuk bisa meningkatkan kapasitas produksi.
 
“Mohon kepada pemerintah daerah melalui instansi terkait, agar bisa membantu memberikan solusi dalam hal terbatasnya modal,” harapnya.
 
Sumber : bipnewsroom

Sumber Foto : deptan

JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :



Dikirim oleh Unknown pada 19.21. dan Dikategorikan pada , , , , . Kamu dapat meninggalkan komentar atau pesan terkait berita / artikel diatas

1 komentar untuk Ubi Ganyong Komoditi Yang Cukup Diperhitungkan

  1. Maaf, kalau mis.kan di kirim ke Yogyakarta bisa gk ya? terima kasih

Tinggalkan Komentar

BOGOR

.

BEKASI

Pengunjung Online

Jumlah Pengunjung

2010 Lintas Kuningan. All Rights Reserved. - Designed by Lintas Kuningan