KEINDAHAN GUNUNG CIREMAI
Pariwisata, Utama 08.32
Gunung Cimerai merupakan salah satu simbol Kabupaten kuningan, keberadaan gunung Ciremai selalu identik dengan keberadaan Kota kuda ini
Dikarenakan hampir sebagian wilayah Kabupten Kuningan berada di kaki Gunung Ciremai, bahkan sudah menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat Kuningan yang ada di sekitar Gunung tersebut.
Oleh karena itu harus tetap terjaga kelestariannya, salah satu upayanya telah ditempuh melalui perubahan fungsi Gunung Ciremai menjadi Taman Nasional sejak tahun 2004
Gunung Ciremai pastinya tidak asing dengan para pencinta alam yang sejak lama Gunung ini menjadi sarana pendakian gunung Gunung Ceremai secara administratif termasuk dalam wilayah tiga kabupaten, yakni Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat
Posisi geografis puncaknya terletak pada 6° 53' 30" LS dan 108° 24' 00" BT, dengan ketinggian 3.078 m di atas permukaan laut.
Gunung ini memiliki kawah ganda. Kawah barat yang beradius 400 m terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 m
Pada ketinggian sekitar 2.900 m dpl di lereng selatan terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Gowa Walet
PENGELOLAAN TNGC
Terbentuknya Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) merupakan usulan dari Pemerintah Kabupaten Kuningan melalui surat No.522/1480/Dishutbun tanggal 26 Juli 2004
dan Pemerintah Kabupaten Majalengka melalui surat No. 522/2394/Hutbun tanggal 13 Agustus 2004 dan surat DPRD Kab. Kuningan No. 661/266/DPRD perihal
TNGC ditunjuk sebagai taman nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 424/Menhut-II/2004 tanggal 19 Oktober 2004
seluas ± 15.500 hektar yang terletak di Kabupaten Kuningan dan Majalengka, Propinsi Jawa Barat menjadi Taman Nasional
Pengelola definitif Balai Taman Nasional Gunung Ciremai baru pada tahun 2007 melalui SK Menhut No. P.03/Menhut-II/2007 tanggal 1 Februari 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional
Hingga saat ini Balai Taman Nasional Gunung Ciremai sudah memiliki 70 orang pegawai yang terdiri dari pegawai struktural, non struktural dan fungsional yang terbagi menjadi dua seksi pengelolaan taman nasional (SPTN) di Kuningan dan Majalengka.
DAYA TARIK WISATA ALAM
TNGC memiliki pesona keindahan yang luar biasa, salah satu Daya Tarik Wisata Alam yang paling utama adalah
wisata pendakian Gunung Ciremai yang merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat dengan ketinggian 3.078 mdpl
Untuk mencapai puncak Gunung Ciremai dapat melalui 3 pintu masuk yaitu
Jalur Linggarjati, Palutungan di Kab Kuningan dan Apuy di Kab Majalengka
Pesona keindahan puncak luar biasa menarik simpati banyak kalangan untuk mengagumi dan merasakan keindahannya
Selain jalur pendakian, terdapat 16 lokasi obyek wisata alam lainnya yang memiliki daya tarik yang tidak kalah dengan puncak Gunung Ciremai
Di beberapa tempat pengunjung dapat menyaksikan atraksi satwa kunci yang merupakan kekayaan satwa yang harus dilindungi yaitu Elang jawa (Spizaetus bartelsi) dan Surili (Presbytis comata)
Pengelolaan wisata di TNGC dikelola oleh masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan taman nasional. Masyarakat telah mengelola 11 dari 19 lokasi ODTWA, dan selebihnya adalah pemerintah daerah
Ini adalah salah satu stategi penguatan masyarakat lokal untuk memberikan alternatif pendapatan untuk kehidupan dan mengurangi ketergantungan terhadap kawasan TNGC.
Daya Taik Wisata terdiri dari 15 lokasi di SPTN Wil I Kuningan dan 4 lokasi di SPTN Wil II Majalengka
FLORA DAN FAUNA
Di wilayah Gunung Ceremai ini, hutan di bawah 1.000 mdpl semula merupakan kawasan hutan produksi yang dikelola Perhutani KPH Kuningan
Hutan-hutan ini telah berubah menjadi hutan tanaman tusam dan beberapa jenis pohon kayu yang lain Sementara hutan pada ketinggian 1.000 mdpl ke atas sebelumnya adalah hutan lindung
yang sebagiannya telah rusak terganggu oleh letusan gunung dan kemudian oleh aktivitas masyarakat serta kebakaran hutan
Berdasarkan kondisi iklimnya, hutan-hutan pegunungan ini bisa dibedakan atas hutan dataran tinggi basah di bagian selatan (Cigugur dan sekitarnya)
dan hutan dataran tinggi yang lebih kering di sebelah utara di wilayah Setianegara dan sekitarnya
Hutan di zona pegunungan basah dari Cigugur ke arah puncak Ceremai cukup kaya akan jenis pohon. Tercatat di antaranya jenis-jenis saninten (Castanopsis argentea, C. javanica, C. tungurrut) dan pasang (Lithocarpus elegans dan L. sundaicus)
Hutan Pegunungan Ciremai
dari suku Fagaceae; jenitri (Elaeocarpus obtusus, E. petiolatus dan E. stipularis), suku Elaeocarpaceae; mara (Macaranga denticulata) dan kareumbi (Omalanthus populneus)
suku Euphorbiaceae; aneka jirak (Symplocos fasciculata, S. spicata, S. sessilifolia, S. theaefolia), Symplocaceae; jenis-jenis ara (di antaranya Ficus padana dan F. racemosa), Moraceae; puspa (Schima wallichii) dan ki sapu (Eurya acuminata), Theaceae; dan lain-lain
Di bagian yang lebih kering di Setianegara, hutan didominasi oleh jenis-jenis huru atau medang (Litsea spp.), saninten (C. argentea dan C. javanica), mara (Macaranga tanarius), mareme (Glochidion sp.), bingbin (Pinanga javana), dan pandan gunung (Pandanus sp.)
Di bagian yang lebih atas zona montana ini juga didapati dominansi dari jamuju (Dacrycarpus imbricatus, Podocarpaceae) yang membentuk sabuk vegetasi khusus
Semak belukar elfin (subalpin) dekat puncak Ciremai
Gunung Ceremai merupakan daerah penting bagi burung (IBA, Important Bird Areas JID 24), sekaligus daerah burung endemik (EBA, Endemic Bird Areas DBE 160)[7]. Beberapa jenisnya berstatus rentan (IUCN:VU, vulnerable), misalnya celepuk jawa (Otus angelinae) dan ciung-mungkal jawa (Cochoa azurea)
Tercatat pula sekurangnya 18 spesies yang lain yang berstatus burung sebaran terbatas (restricted area bird) seperti halnya puyuh-gonggong jawa (Arborophila javanica), walik kepala-ungu (Ptilinopus porphyreus), takur bututut (Megalaima corvina), berkecet biru-tua (Cinclidium diana), poksai kuda (Garrulax rufifrons), cica matahari (Crocias albonotatus), opior jawa (Lophozosterops javanicus), kenari melayu (Serinus estherae), dan lain-lain
Beberapa jenis mamalia penting yang terdapat di TNGC, di antaranya, macan tutul (Panthera pardus); surili (Presbytis comata); lutung budeng (Trachypithecus auratus); kukang jawa atau muka geni (Nycticebus javanicus); kijang muncak (Muntiacus muntjak) dan pelanduk jawa (Tragulus javanicus)
Cucak gunung adalah salah satu jenis burung sebaran terbatas yang ditemukan di Ceremai
FOTO-FOTO
Sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7504972
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7451085
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :
Dikirim oleh Bang Apooh
pada 08.32.
dan Dikategorikan pada
Pariwisata,
Utama
.
Kamu dapat meninggalkan komentar atau pesan terkait berita / artikel diatas