Daerah Rawan Konflik, Jabar Dapat Rp5,250 Miliar
Patroli, Utama 13.24
Dana ini akan dibagikan berupa program pelatihan bagi daerah rawan konflik di Jabar, seperti Kabupaten Garut, Ciamis, Kuningan, Cianjur, Sumedang, Cirebon, dan Indramayu.
“Dana Keserasian Sosial adalah dana yang diberikan untuk kegiatan dalam mempertahankan dan menjaga keserasian sosial. Diberikan untuk meningkatkan ketahanan sosial masyarakat. Dana ini pasti diberikan kepada daerah yang rawan konflik atau yang sudah terjadi konflik,” kata Sekertaris Jenderal Kemensos Toto Utomo Budi Santosa, usai menutup acara Jambore Nasional Taruna Siaga Bencana (Tagana) di Lapangan Gasibu, Bandung, Kamis (8/12/2011).
Menurutnya, banyak daerah di Indonesia yang rawan bencana dan mendapatkan dana tersebut, di antaranya Ambon.
“Jabar termasuk daerah rawan bencana. Selain Jabar ada banyak sekali daerah rawan bencana yang dapat bantuan ini,” ujarnya.
Dana itu digunakan untuk melakukan pelatihan bagi orang yang berasal dari suatu desa yang terlibat konflik. Orang tersebut dilatih untuk dijadikan agen perdamaian.
“Mereka dapat melakukan kegiatan jembatan perdamaian. Bisa melakukan
pembangunan fisik bagi kampung yang bertikai. Misalnya di Ambon, agen itu disebut jembatan perdamaian. Orang Kristen dan Islam di sana djadikan satu untuk membangun jembatan perdamaian,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Toto menjadi pembina upacara di hadapan 32.070 Tagana yang datang dari berbagai kota di Indonesia. Upacara juga dihadiri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf.
Dalam amanatnya, dia menyebutkan Tagana merupakan tenaga di daerah rawan bencana yang berada di bawah Kemensos. Sejak 2010, Kemensos konsentrasi untuk meningkatkan kualitas dan profesional melalui berbagai pelatihan. “Harap ke depan Tagana menjadi lebih visioner dan profesional bidang bencana,” ujarnya.
Menurut Toto, jumlah Tagana secara nasional sebanyak 32.070 orang sebenarnya masih sangat kurang. “Saya iinginnya semua masyarakat Indonesia ikut jadi Tagana,” tandasnya.
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :