mengembangkan usaha di Kampung halaman
Kerajinan, Luragung 16.38
Tidak seperti pemuda desa lainnya di Kabupaten Kuningan, yang kebanyakan mengadu nasib di kota besar. Sahri (31), warga Desa Luragung Landeuh, Kecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan, mengembangkan usaha di kampung halamannya sendiri.
Usaha yang dia tekuni yakni menjual berbagai jenis kerajinan hiasan dinding produknya sendri yang dikerjakan di kios kerajinan miliknya yang berlokasi di jalan raya Luragung-Cibingbin Kuningan, tidak jauh dari rumahnya orang tuanya. .
Untuk memiliki kios yang cukup sederhana itu, sebenarnya sudah menjadi cita-cita sejak 15 tahun lalu, namun baru satu tahun ini harapan itu bisa terwujud setelah dia mendirikan sebuah kios berukuran 3 x 2,5 meter di lahan milik desa yang disewanya Rp. 100 ribu per tahun.
Sementara, untuk membangun kios tersebut dia memanfaatkan uang tabungan Rp. 800 ribu. Setiap hari pria yang mengaku hanya lulusan SD itu, mampu membuat 10 buah hiasan kupu-kupu.
Dia menjual hiasan dinding kupu-kupu kepada konsumen yang kebetulan melewati jalur tersebut dengan harga Rp. 5000,- per buah. Setiap hari, dia mampu menjual lima sampai 10 buah hiasan kupu-kupu kepada konsumen yang kebetulan melewati jalur tersebut.
"Selain membuat hiasan dinding kupu-kupu, saya juga menerima pesanan berupa patung kayu, patung beton, kolam hias, relief dan hiasan lainnya dengan harga antara Rp. 50 ribu sampai Rp. 100 ribu," ujar Sahri.
Untuk mengembangkan usahanya, dia mengaku terbentur modal. Oleh sebab itu, Sahri mengharapkan ada pihak yang mamu membantu untuk mengembangkan usahanya tersebut. Modal itu untuk membuat kios yang permanen dan membeli bahan baku lainnya.
Usaha yang dia tekuni yakni menjual berbagai jenis kerajinan hiasan dinding produknya sendri yang dikerjakan di kios kerajinan miliknya yang berlokasi di jalan raya Luragung-Cibingbin Kuningan, tidak jauh dari rumahnya orang tuanya. .
Untuk memiliki kios yang cukup sederhana itu, sebenarnya sudah menjadi cita-cita sejak 15 tahun lalu, namun baru satu tahun ini harapan itu bisa terwujud setelah dia mendirikan sebuah kios berukuran 3 x 2,5 meter di lahan milik desa yang disewanya Rp. 100 ribu per tahun.
Sementara, untuk membangun kios tersebut dia memanfaatkan uang tabungan Rp. 800 ribu. Setiap hari pria yang mengaku hanya lulusan SD itu, mampu membuat 10 buah hiasan kupu-kupu.
Dia menjual hiasan dinding kupu-kupu kepada konsumen yang kebetulan melewati jalur tersebut dengan harga Rp. 5000,- per buah. Setiap hari, dia mampu menjual lima sampai 10 buah hiasan kupu-kupu kepada konsumen yang kebetulan melewati jalur tersebut.
"Selain membuat hiasan dinding kupu-kupu, saya juga menerima pesanan berupa patung kayu, patung beton, kolam hias, relief dan hiasan lainnya dengan harga antara Rp. 50 ribu sampai Rp. 100 ribu," ujar Sahri.
Untuk mengembangkan usahanya, dia mengaku terbentur modal. Oleh sebab itu, Sahri mengharapkan ada pihak yang mamu membantu untuk mengembangkan usahanya tersebut. Modal itu untuk membuat kios yang permanen dan membeli bahan baku lainnya.
Sumber : Berita Cirebon
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :
enak kayanya kalau bisa menghasilkan sesuatu di kampung sendiri,bisa menikmati banyak waktu bersama keluarga,,,semoga kedepanya aku bisaaa,,,aminnn