MOP, Memang Aman Untuk Pria
Cibingbin, Pemerintahan, Utama 08.13
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) setiap tiga bulan sekali mengadakan pelayanan Metoda Operasi Wanita (MOW) dan Metoda Operasi Pria (MOP) gratis. Setiap kali kegiatan, jarang pria mengikuti KB dengan sistem operasi MOP tersebut. Dari seratus peserta, paling ada dua atau tiga pria yang siap ber-KB dengan sistem operasi tersebut.
Ono (40 tahun), warga Desa Cipondok Kecamatan Cibingbin terlihat kuat setelah mengikuti MOP Kamis (10/3), di Gedung Korpri Kabupaten Kuningan, Kamis (10/3/2011).
Ono telah siap lahir batin mengikuti MOP karena menimbang isterinya tersugesti (merasa takut) oleh MOW, dan ternyata hanya lima menit saja terasa sakit, ketika operasi berlangsung. Setelah itu, ia tetap terlihat sehat dan mengaku baik-baik saja.
“Tidak apa-apa, biasa-biasa saja, hanya sedikit lesu. Kalau dilihat, justru perempuan yang terlihat lemah. Seharusnya memang pria yang mengikuti operasi ini, karena kondisi fisik pria biasanya lebih kuat ketimbang perempuan,” ujar Ono saat berbincang dengan kuninganmedia.com yang mengaku punya tiga anak dan tidak ingin nambah lagi itu.
Kabid Keluarga Berencana, Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kabupaten Kuningan Tedy Noviandi, membenarkan hal itu dan justru sugesti terhadap operasi itu kebanyakan kepada laki-laki.
Dari pengalaman MOP dan MOW yang digelar rutin tiga bulan sekali, memang peserta pria sangat jarang. Dari operasi KB yang digelar kemarin pun, dari sekitar 70 peserta dari setiap kecamatan, hanya ada dua peserta MOP (pria).
“Padahal pria itu tidak mengenal masa manopause. Di usia tua pun pria tetap subur dan bisa memproduksi. Berbeda dengan perempuan ada masanya sehingga untuk mengikuti MOW harus yang diatas 30 tahun,” papar Tedy.
Diakuinya, kesadaran masyarakat Kuningan khususnya dalam ber-KB terutama MOW/MOP, masih kecil. Sehingga diperlukan adanya pembinaan yang konsisten untuk sadar KB. Salah satu cara dengan sistem MOW/MOP, menurut Tedy, ternyata memang aman dan baik bagi yang sudah memiliki lebih dari tiga anak.
Ono (40 tahun), warga Desa Cipondok Kecamatan Cibingbin terlihat kuat setelah mengikuti MOP Kamis (10/3), di Gedung Korpri Kabupaten Kuningan, Kamis (10/3/2011).
Ono telah siap lahir batin mengikuti MOP karena menimbang isterinya tersugesti (merasa takut) oleh MOW, dan ternyata hanya lima menit saja terasa sakit, ketika operasi berlangsung. Setelah itu, ia tetap terlihat sehat dan mengaku baik-baik saja.
“Tidak apa-apa, biasa-biasa saja, hanya sedikit lesu. Kalau dilihat, justru perempuan yang terlihat lemah. Seharusnya memang pria yang mengikuti operasi ini, karena kondisi fisik pria biasanya lebih kuat ketimbang perempuan,” ujar Ono saat berbincang dengan kuninganmedia.com yang mengaku punya tiga anak dan tidak ingin nambah lagi itu.
Kabid Keluarga Berencana, Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kabupaten Kuningan Tedy Noviandi, membenarkan hal itu dan justru sugesti terhadap operasi itu kebanyakan kepada laki-laki.
Dari pengalaman MOP dan MOW yang digelar rutin tiga bulan sekali, memang peserta pria sangat jarang. Dari operasi KB yang digelar kemarin pun, dari sekitar 70 peserta dari setiap kecamatan, hanya ada dua peserta MOP (pria).
“Padahal pria itu tidak mengenal masa manopause. Di usia tua pun pria tetap subur dan bisa memproduksi. Berbeda dengan perempuan ada masanya sehingga untuk mengikuti MOW harus yang diatas 30 tahun,” papar Tedy.
Diakuinya, kesadaran masyarakat Kuningan khususnya dalam ber-KB terutama MOW/MOP, masih kecil. Sehingga diperlukan adanya pembinaan yang konsisten untuk sadar KB. Salah satu cara dengan sistem MOW/MOP, menurut Tedy, ternyata memang aman dan baik bagi yang sudah memiliki lebih dari tiga anak.
Sumber : Kuningan Merdia
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :
Dikirim oleh Bang Apooh
pada 08.13.
dan Dikategorikan pada
Cibingbin,
Pemerintahan,
Utama
.
Kamu dapat meninggalkan komentar atau pesan terkait berita / artikel diatas
