Nasib Industri Kolobot
Pemerintahan 09.36
KOLOBOT, sebenarnya bukan produk barang yang baru. Sebelum ada pabrik kertas rokok (Sigaret Paper) puluhan tahun yang lalu, kolobot sangat dikenal oleh kalangan perokok. Memang jenis barang yang terbuat dari daun aren muda ini merupakan bahan pembungkus lintingan tembakau, sebelum menjadi batangan rokok tradisional.
Seiring dengan perkembagan zaman, dimana banyak bermunculannya pabrik kertas rokok, Kolobot mulai tergeser. Apalagi banyaknya produk rokok yang diproduksi dengan memanfaatkan teknologi modern dan harganya relatif terjangkau masyarakat kecil, boleh jadi salah satu penyebab banyak pengrajin Kolobot di Kuningan yang gulung tikar.
Di tengah gencarnya persaingan antar perusahaan rokok modern, ternyata masih ada pengrajin Kolobot yang sampai saat ini masih mampu bertahan. Satu diantaranya Tata (45), warga RT. 07 RW. 05 Kelurahan Cijoho, Kecamatan Kuningan.
Dia melihat peluang usaha yang satu ini masih menaruh harapan, karena masih ada warga yang memanfaatkan Kolobot sebagai pembungkus lintingan tembakau, walau jumlahnya relatif sedikit.
“Konsumen Kolobot saat ini umumnya orang tua atau generasi lama yang pernah mengalami masa-masa dimana Kolobot banyak dicari perokok,” ujar Tata.
Dalam memasarkan produknya, Tata kini hanya memenuhi konsumen di pasar-pasar tertentu seperti pasar Kadugede, Pasar Ancaran dan Pasar Karamatmulya. Beerbeda dengan masa puluhan tahun lalu, Kolobot yang memiliki label Cap Mangga ini mampu menembus beberapa pasar luar daerah seperti Garut, Sumedang dan Bandung.
Menurut dia, selain terbatasnya pemasaran, untuk mendapatkan bahan baku pun kini sangat sulit. Menyusul langkanya pohon aren di Kabupaten Kuningan, menyebabkan dia harus mencari bahan baku ke luar daerah
“Mungkin ke depannnya saya terpaksa beralh ke usaha lain, karena konsumen kolobot semakin berkurang, tapi sekarang saya lakukan lumayan untuk menyambung kebutuhan hidup,” tuturnya.
Sumber : Kuninganmedia.com
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :