Putra Kuningan Mengajar Tanpa Mengharapkan Imbalan

Kurang lebih dua tahun sudah Nana melakukan kegiatan yang mulia yakni seorang guru di sebuah Yayasan yang berada di Kota Depok. "Hari pertama mengajar begitu menyenangkan, karena anak-anak memperhatikan saya," pungkasnya. Namun seminggu kedepan, anak-anak susah diatur, sedikit sekali yang memperhatikan saya mengajar, hanya bagian depan saja yang lumayan memperhatikan," tambahnya. Nana Sadari muridnya berbeda dengan anak-anak lain, mereka memerlukan perhatian khusus, mengingat yang ia ajar para pengamen jalanan, Pengojek payung, pengasong, bahkan pembantu rumah tangga.

Hampir putus asa Nana menghadapi mereka, Namun Nana tak kehabisan taktik untuk menghadapi mereka. Untuk merangsang kerajinan anak-anak, Nana menerapkan bagi siapa saja yang sering mengerjakan PR, sering angkat tangan, dan aktif di kelas, akan mendapatkan hadiah, dan ini ternyata cukup berhasil.

Di yayasan itulah selama dua tahun lebih, lelaki asal Kuningan Jawa Barat mengajar tanpa mengharapkan bayaran. Dibenaknya semua anak itu sama, dan mempunyai masa depan seperti kebanyakan anak lainya, namun faktor keadaan yg membuat mereka seperti itu. Putra dari pasangan Rasum dan Eni ini terus bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya, Ia dengan tegap duduk menghadap murid-muridnya.

Nana memang bukan seorang guru, Namun pemberdayaan masyarakat kurang mampu sampai saat ini belum terpisahkan dari bangsa kita yakni Bangsa Indonesia. Dibenaknya Nana ingin memberdayakan dan membuat mereka bangkit, sekaligus membuat mereka punya harga diri dan kemudian mandiri. "saya memang bukan apa-apa, tetapi saya punya impian besar, mudah-mudahan ini menjadi pemicu untuk yang lain agar masyarakat tidak memandang sebelah mata, karena kita tidak pernah tau bahwa mungkin ditangan merekalah harapan bangsa ini akan bersandar" tegasnya.

Keberhasilan itu tidak muncul sendiri, banyak tantangan yang mesti dilewati. Tantangan paling awal mengenai ekonomi. mengingat Nana tinggal di Kota yang bukan tempat Kelahirannya dan jauh dari keluarga. namun Nana terus berusaha untuk bisa hidup selain itu membuat teman-teman dan orang tua bangga, bagaimanapun caranya.

Setiap hari waktu yang Nana lakukan yakni mengajar, setelah itu pulang kerumah hanya membawa buku absen murid, bukan uang, "Meskipun dia tidak mengharapkan imbalan". Kegiatan mulia ini tidak banyak yang orang lain lakukan, pekerjaan Nana hanyalah membuat mereka bangkit dan mandiri tetapi bukan komersil semata dan ini harus dilakukan. Sore harinya Anak sulung dari dua bersaudara itu berjalan menuju stasiun menuju kampusnya, sampai larut malam ia habiskan waktunya untuk kuliah.

Dalam berbagai keterbatasan itu, Nana tak ingin menyerah. Meskipun kondisi pendidikan kita masih terpuruk, "berpikir bagaimana mencoba turut serta mengatasinya jauh lebih baik daripada mengeluh, katanya dengan nada rendah,". Nana tidak ingin dirinya hanya masuk ke dalam kelas, membawa buku tebal dan membagikannya pada murid. Meninggalkan kelas dengan cepat dan berlalu begitu saja. Namun harapannya selalu menyuruh anak-anak didiknya berani bermimpi yang tinggi. Menyuruh mereka menyebutkan keinginan terbaik untuk inspirasi setiap harinya.

"untuk itu saya mengharapkan masyarakat peduli akan pendidikan, karena di Negri ini masih banyak anak rakyat tak sekolah, pemuda tak bekerja. jika bukan kita yang peduli, entah mau jadi apa nantinya generasi bangsa ini," jelasnya. (poh)

JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :



Dikirim oleh Bang Apooh pada 18.28. dan Dikategorikan pada , . Kamu dapat meninggalkan komentar atau pesan terkait berita / artikel diatas

0 komentar untuk Putra Kuningan Mengajar Tanpa Mengharapkan Imbalan

Tinggalkan Komentar

BOGOR

.

BEKASI

Pengunjung Online

Jumlah Pengunjung

2010 Lintas Kuningan. All Rights Reserved. - Designed by Lintas Kuningan