Enam Jenis Kesenian Asli Kuningan Punah
Kesenian, Pemerintahan, Utama 13.25
Berdasarkan hasil Inventarisasi Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPNST), Kabupaten Kuningan memiliki 88 jenis kesenian tradisional. Namun, dari 88 jenios kesenian tersebut, 30 diantaranya masuk dalam kategori sangat berkembang, 25 berkembang, 27 tidak berkembang, dan 6 sudah punah.
Demikian dikatakan Kepala Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPNST), Toto Sucipto kepada Kuningan News seusai acara pembukaan Pekan Seni Budaya dan Film, di Pandapa Paramarta, Kamis (22/9).
Ke enam kesenian tradisional yang sudah punah itu kata Toto, diantaranya Elet, Empet, Sarawalet, Mamanukan, Wayang Pancasila dan Ngotrek. Hal ini,disebabkan karena adanya perubahan jaman serta tidak ada yang melestarikannya, sehingga kesenian tersebut saat ini sudah punah.
“Penyebab hilangnya kesenian tradisional ini, karena tidak ada generasi penerus yang melanjutkan kesenian tersebut. Generasi muda lebih condong dan beralih ke hal-hal yang pragmatis,”katanya.
Lebih jauh Toto mengatakan, pihaknya saat ini sedang giat-giatnya melakukan penelitian terkait kesenian tradisional dan menginvetarisir yang berada di Kuningan, yang untuk selanjutnya di daftarkan ke UNESCO. "Kuningan merupakan tempat lahirnya kesenian Angklung, oleh karena itu, saya berharap Kuningan, selain terkenal dengan Tape ketan, Kuningan juga bisa dijadikan sebagai Kota Angklung,”ungkapnya.
Untuk itu lanjut Toto, dirinya mengimbau kepada masyarakat Kuningan agar terus menggali dan mengajukan karya budayanya dengan dilengkapi data base warisan leluhur kita berupa karya budaya. “Saya ambil contoh di Negara lain, dalam satu tahun, dapat mendaftarkan 5 kebudayaan nasionalnya ke UNESCO, sedangkan Indonseia dalam satu tahun hanya satu yang didaftarkan yakni Tari Saman,"jelasnya.
Demikian dikatakan Kepala Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPNST), Toto Sucipto kepada Kuningan News seusai acara pembukaan Pekan Seni Budaya dan Film, di Pandapa Paramarta, Kamis (22/9).
Ke enam kesenian tradisional yang sudah punah itu kata Toto, diantaranya Elet, Empet, Sarawalet, Mamanukan, Wayang Pancasila dan Ngotrek. Hal ini,disebabkan karena adanya perubahan jaman serta tidak ada yang melestarikannya, sehingga kesenian tersebut saat ini sudah punah.
“Penyebab hilangnya kesenian tradisional ini, karena tidak ada generasi penerus yang melanjutkan kesenian tersebut. Generasi muda lebih condong dan beralih ke hal-hal yang pragmatis,”katanya.
Lebih jauh Toto mengatakan, pihaknya saat ini sedang giat-giatnya melakukan penelitian terkait kesenian tradisional dan menginvetarisir yang berada di Kuningan, yang untuk selanjutnya di daftarkan ke UNESCO. "Kuningan merupakan tempat lahirnya kesenian Angklung, oleh karena itu, saya berharap Kuningan, selain terkenal dengan Tape ketan, Kuningan juga bisa dijadikan sebagai Kota Angklung,”ungkapnya.
Untuk itu lanjut Toto, dirinya mengimbau kepada masyarakat Kuningan agar terus menggali dan mengajukan karya budayanya dengan dilengkapi data base warisan leluhur kita berupa karya budaya. “Saya ambil contoh di Negara lain, dalam satu tahun, dapat mendaftarkan 5 kebudayaan nasionalnya ke UNESCO, sedangkan Indonseia dalam satu tahun hanya satu yang didaftarkan yakni Tari Saman,"jelasnya.
Sumber : kuningannews.com
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :
Dikirim oleh Bang Apooh
pada 13.25.
dan Dikategorikan pada
Kesenian,
Pemerintahan,
Utama
.
Kamu dapat meninggalkan komentar atau pesan terkait berita / artikel diatas
