Pemerintah Tidak Perhatikan Warga Miskin?
Ciwaru, Pemerintahan, Utama 09.07
Tidak berobat karena tak punya biaya, penderita kanker payudara asal desa Nanggela kecamatan Ciwaru kabupaten Kuningan, Rubiah akhirnya menghembuskan nafas terakhir sekira pukul 08.00 WIB, Rabu (7/8) dengan kondisi mengenaskan. Jasad alm Rubiah mengeluarkan bau busuk yang berasal dari luka kanker payudara yang memang telah membusuk sebelum almarhumah meninggal.
Kematian Rubiah sedikit mencoreng citra pemerintah desa sekaligus pemerintah kabupaten Kuningan. Karena, semasa kritis dengan penyakit kanker ganas ini, almarhumah belum ada perhatian dari keduanya. Padahal, almarhumah merupakan keluarga tidak mampu yang sangat pantas untuk dibantu. Namun ironis, baik pemerintah maupun jutawan Kuningan tidak ada yang membantu perempuan malang ini.
Suami Ahdi selaku pihak keluarga menyampaikan, pihaknya telah ikhlas dan merelakan kepergian almarhumah. Karena, sejak almarhumah sakit pun, pihak keluarga sudah pasrah karena tidak mampu untuk berobat. Selain itu, untuk mengurus-urus prosedur pengajuan permohonan jaminan kesehatan almarhumah pun pihaknya tidak mampu.
“Padahal saat itu, pihaknya sangat berharap kepada pemerintah desa untuk membantu mengurusi prosedur itu, namun pihak desa pun seakan tak mampu melakukannya. Sehingga apa boleh kata, nasi sudah menjadi bubur, almarhumah telah tiada.”katanya.
Terpisah, aktifis mahasiswa Kuningan, Didin Solehudin mengatakan, kematian almarhumah merupakan sebuah indikasi betapa pemerintah daerah beserta SOPD Kuningan belum maksimal dalam memperhatikan rakyat miskin yang sengsara. Selain itu, kematian ini pun menjadi sebuah otokritik bagi para mahasiswa, LSM, dan seluruh elemen masyarakat lainnya untuk lebih responsif terhadap realitas sosial. “Ini harus menjadi keprihatinan kita bersama, terutama pemerintah. Karena pemerintah merupakan penanggungjawab nasib rakyat miskin di daerahnya. Maka dari itu, seyogianya pemkab Kuningan dapat lebih memperhatikan rakyat miskin. Tidak malah menikmati kekuasaannya dengan bangga, sedangkan rakyatnya yang sengsara dibiarkan saja,”terangnya.
Kematian Rubiah sedikit mencoreng citra pemerintah desa sekaligus pemerintah kabupaten Kuningan. Karena, semasa kritis dengan penyakit kanker ganas ini, almarhumah belum ada perhatian dari keduanya. Padahal, almarhumah merupakan keluarga tidak mampu yang sangat pantas untuk dibantu. Namun ironis, baik pemerintah maupun jutawan Kuningan tidak ada yang membantu perempuan malang ini.
Suami Ahdi selaku pihak keluarga menyampaikan, pihaknya telah ikhlas dan merelakan kepergian almarhumah. Karena, sejak almarhumah sakit pun, pihak keluarga sudah pasrah karena tidak mampu untuk berobat. Selain itu, untuk mengurus-urus prosedur pengajuan permohonan jaminan kesehatan almarhumah pun pihaknya tidak mampu.
“Padahal saat itu, pihaknya sangat berharap kepada pemerintah desa untuk membantu mengurusi prosedur itu, namun pihak desa pun seakan tak mampu melakukannya. Sehingga apa boleh kata, nasi sudah menjadi bubur, almarhumah telah tiada.”katanya.
Terpisah, aktifis mahasiswa Kuningan, Didin Solehudin mengatakan, kematian almarhumah merupakan sebuah indikasi betapa pemerintah daerah beserta SOPD Kuningan belum maksimal dalam memperhatikan rakyat miskin yang sengsara. Selain itu, kematian ini pun menjadi sebuah otokritik bagi para mahasiswa, LSM, dan seluruh elemen masyarakat lainnya untuk lebih responsif terhadap realitas sosial. “Ini harus menjadi keprihatinan kita bersama, terutama pemerintah. Karena pemerintah merupakan penanggungjawab nasib rakyat miskin di daerahnya. Maka dari itu, seyogianya pemkab Kuningan dapat lebih memperhatikan rakyat miskin. Tidak malah menikmati kekuasaannya dengan bangga, sedangkan rakyatnya yang sengsara dibiarkan saja,”terangnya.
Sumber : Kuningannews.com
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :
Dikirim oleh Bang Apooh
pada 09.07.
dan Dikategorikan pada
Ciwaru,
Pemerintahan,
Utama
.
Kamu dapat meninggalkan komentar atau pesan terkait berita / artikel diatas
