Agenda “Kuningan Summit” Bakal Digelar di Pangandaran
Pemerintahan, Utama 10.34
Sedikitnya sepuluh pokok masalah bakal menjadi agenda pembahasan serius pada pertemuan lanjutan kerja sama antardaerah perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah yang dikemas dalam “Kuningan Summit”, yang menurut rencana bakal digelar di Pangandaran Kab.Ciamis, Kamis malam dan Jumat (15-16/12).
Sepuluh permasalahan yang ada di masing-masing daerah perbatasan itu, antara lain menyangkut; masih rendahnya kualitas pelayanan publik, sarana/prasarana pelayanan belum memenuhi standarisasi, aksesbilitas masih rendah, terbatasnya daya saing, tingginya kemiskinan akibat keterisoliran kawasan dan terbatasnya lembaga ekonomi di wilayah perbatasan.
Selain itu, tingginya tingkat kerawanan gangguan, keamanan dan ketertiban, pemanfaatan sumber daya alam secara bersama, penataan ruang wilayah perbatasan dan turunnya kualitas lingkungan dan sumber daya alam.
Kepala Bappeda Kab.Kuningan, Drs. Dian Rahmat Yanuar, menjelaskan, Rabu (14/12), perencanaan dan pembangunan di daerah perbatasan perlu dilakukan secara komprehensif tidak bisa menonjolkan ego sektoral atau ego daerah masing-masing, melainkan harus memiliki nafas sepenanggungan, efektif dan efisien, perlu dijalin dan dibangun kontinuitas komunikasi dan koordinasi sehingga satu sama lain saling menguntungkan.
Program Kuningan Summit itu, meliputi delapan kabupaten/kota yang berbatasan terletak enam di provinsi Jabar, yakni Kab. Kuningan, Majalengka, Ciamis, Kab. Cirebon, Kota Banjar dan Kota Cirebon. Sedangkan dua kabupaten lagi di Provinsi Jateng masing-masing Kab. Brebes dan Cilacap. “Pertemuan kerja sama antardaerah di Pangandaran nanti, merupakan tindak lanjut dari pertemuan di Kuningan Juni lalu dan bakal dihadiri seluruh kepala daerah berbatasan termasuk gubernur,” paparnya.
Sepuluh permasalahan yang ada di masing-masing daerah perbatasan itu, antara lain menyangkut; masih rendahnya kualitas pelayanan publik, sarana/prasarana pelayanan belum memenuhi standarisasi, aksesbilitas masih rendah, terbatasnya daya saing, tingginya kemiskinan akibat keterisoliran kawasan dan terbatasnya lembaga ekonomi di wilayah perbatasan.
Selain itu, tingginya tingkat kerawanan gangguan, keamanan dan ketertiban, pemanfaatan sumber daya alam secara bersama, penataan ruang wilayah perbatasan dan turunnya kualitas lingkungan dan sumber daya alam.
Kepala Bappeda Kab.Kuningan, Drs. Dian Rahmat Yanuar, menjelaskan, Rabu (14/12), perencanaan dan pembangunan di daerah perbatasan perlu dilakukan secara komprehensif tidak bisa menonjolkan ego sektoral atau ego daerah masing-masing, melainkan harus memiliki nafas sepenanggungan, efektif dan efisien, perlu dijalin dan dibangun kontinuitas komunikasi dan koordinasi sehingga satu sama lain saling menguntungkan.
Program Kuningan Summit itu, meliputi delapan kabupaten/kota yang berbatasan terletak enam di provinsi Jabar, yakni Kab. Kuningan, Majalengka, Ciamis, Kab. Cirebon, Kota Banjar dan Kota Cirebon. Sedangkan dua kabupaten lagi di Provinsi Jateng masing-masing Kab. Brebes dan Cilacap. “Pertemuan kerja sama antardaerah di Pangandaran nanti, merupakan tindak lanjut dari pertemuan di Kuningan Juni lalu dan bakal dihadiri seluruh kepala daerah berbatasan termasuk gubernur,” paparnya.
Sumber : Pikiran Rakyat Online
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :
Dikirim oleh Bang Apooh
pada 10.34.
dan Dikategorikan pada
Pemerintahan,
Utama
.
Kamu dapat meninggalkan komentar atau pesan terkait berita / artikel diatas
