NII Meresahkan
Pemerintahan, Utama 10.12
Maraknya kasus terorisme dan dugaan cuci otak yang dilakukan Negara Islam Indonesia (NII) telah meresahkan dan membuat para ulama gerah. Hal ini di utarakan oleh Pimpinan Ponpes Husnul Khotimah KH. Amam Badruttamam, Lc saat peresmian kampus II Ponpes Husnul Khotimah di desa Pancalang Kecamatan Pancalang Kabupaten Kuningan, Minggu (1/5).
“Setiap muslim punya konsekwensi untuk mejalankan syariah, sehingga dituntut dalam kehidupannya itu dilaksanakan. Dalam pelaksanaan syariah sudah barang tentu ada mekanisme atau tata cara yang diperintahkan oleh Allah dan Rosulnya. Tetapi tatkala ada kesalahan dalam tatanan syariah dengan pemahaman-pemahaman yang salah, kami pihak Husnul khotimah akan meluruskannya, karena dari pemahaman yang salah akan berdampak pada aplikasi yang salah pula termasuk aqidah, ibadah dan muamalahnya,”katanya.
Dikatakan, debagai fenomena meningkatnya paham kekerasan ditengah-tengah masyarakat, dirinya sangat prihatin. “Oleh karenanya Ponpes Husnul Khotimah memberikan pembekalan tentang aqidah, fiqih dan muamalah yang benar kepada santrinya. Selain itu ponpes Husnul Khotimah punya pendidikan khusus yaitu halaqoh tarbawi yang dilaksanakan satu kali dalam seminggu,”paparnya.
Sementara, wakil Bupati Kuningan, Drs. H Momon Rochmana, MM mengatakan, terkait Negara Islam Indonesia (NII), dirinya selama ini baru mengikuti dari media, dan mudah-mudahan di Kuningan tidak ada dan jangan sampai ada. “Dalam upaya untuk menanggulanginya, kami meminta kepada para ulama dan tokoh masyarakat agar membentengi dari pemahaman, ideologi yang radikal yang bisa memnimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat,”terangnya.
“Setiap muslim punya konsekwensi untuk mejalankan syariah, sehingga dituntut dalam kehidupannya itu dilaksanakan. Dalam pelaksanaan syariah sudah barang tentu ada mekanisme atau tata cara yang diperintahkan oleh Allah dan Rosulnya. Tetapi tatkala ada kesalahan dalam tatanan syariah dengan pemahaman-pemahaman yang salah, kami pihak Husnul khotimah akan meluruskannya, karena dari pemahaman yang salah akan berdampak pada aplikasi yang salah pula termasuk aqidah, ibadah dan muamalahnya,”katanya.
Dikatakan, debagai fenomena meningkatnya paham kekerasan ditengah-tengah masyarakat, dirinya sangat prihatin. “Oleh karenanya Ponpes Husnul Khotimah memberikan pembekalan tentang aqidah, fiqih dan muamalah yang benar kepada santrinya. Selain itu ponpes Husnul Khotimah punya pendidikan khusus yaitu halaqoh tarbawi yang dilaksanakan satu kali dalam seminggu,”paparnya.
Sementara, wakil Bupati Kuningan, Drs. H Momon Rochmana, MM mengatakan, terkait Negara Islam Indonesia (NII), dirinya selama ini baru mengikuti dari media, dan mudah-mudahan di Kuningan tidak ada dan jangan sampai ada. “Dalam upaya untuk menanggulanginya, kami meminta kepada para ulama dan tokoh masyarakat agar membentengi dari pemahaman, ideologi yang radikal yang bisa memnimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat,”terangnya.
Sumber : Kuningannews.com
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :
