Petani Karangwareng tak Bisa Tanam Lebih dari Musim

Dengan hanya mengandalkan hujan dan irigasi dari Waduk Darma, petani padi Desa Karanganyar, Kecamatan Karangwareng, Kabupaten Cirebon tak bisa berproduksi lebih dari dua musim tanam per tahun. Saat kemarau, selama sekitar empat bulan petani tak bisa menggunakan lahan mereka, karena irigasi kering.

Salah seorang petani Karanganyar Rosidi (36) mengatakan, sejak sebulan lalu, saluran irigasi yang biasa mengaliri sawahnya kering. Alhasil, sawah miliknya tak bisa lagi difungsikan untuk bercocok tanam. “Untung sebelum saluran kering saya sudah bisa panen,” ujarnya Selasa (7/8).

Berdasarkan pengamatan “PR” ratusan hektar sawah di Karanganyar saat ini tengah kekeringan, hingga tanah di lahan tersebut terlihat retak-retak. Begitu juga saluran irigasi yang membentang di pinggiran jalan sekitar lahan tampak kering kerontang. Yang terlihat hanya sedikit genangan air di beberapa titik.

Menurut Rosidi, kondisi tersebut terjadi setiap kemarau sejak empat tahun terakhir. Petani tidak memiliki pilihan selain membiarkan tanah mereka terbengkalai di kala kemarau. Mereka hanya bisa dua kali bercocok tanam saat musim hujan, itupun karena para petani menanam padi jenis IR yang memiliki umur tanam hanya tiga bulan.

Hal senada diungkapkan Dedi (45) yang hanya bisa memanfaatkan lahan sawahnya untuk menggembala kambing setiap musim kemarau. “Dari pada tidak digunakan sama sekali, bisa dimanfaatkan untuk gembala kambing. Kan lumayan luas dan ada batang-batang padi sisa panen yang bisa dijadikan pakan,” katanya.

Dedi menambahkan, pilihan lain untuk memanfaatkan lahan selama kemarau adalah menyewakannya ke pabrik gula di kawasan Karangsembung untuk ditanami tebu. Ia juga tidak menampik bahwa beberapa petani malah lebih memilih menyewakan lahan tersebut untuk ditanami tebu dalam jangka waktu cukup lama.

Menurut Dedi, beberapa petani sempat memaksakan diri menanam padi saat kemarau. Mereka sengaja membeli air menggunakan tangki untuk mengairi sawah mereka. Namun, pada akhirnya biaya produksi yang meningkat tidak bisa diimbangi hasil panen yang memadai.

“Banyak petani yang sudah menganggap lahan mereka tidak menguntungkan ditanami padi lagi. Jadi mereka memilih untuk menyewakan lahanya untuk ditanami tebu. Bahkan, ada juga yang terpaksa menjualnya,” tutur Dedi.

Sementara itu Petugas Pelaksana Teknis (PPT) Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Karangwareng Jeje mengatakan, kondisi saluran irigasi yang mengaliri sawah di kawasan itu memang hanya mengandalkan hujan dan air dari Waduk Darma, Kabupaten Kuningan. “Kalau musim kemarau, pasokan air dari Waduk Darma juga tidak sampai ke sini. jadi lahan sawah selalu kekeringan,” katanya.

Menurut Jeje, pilihan para petani untuk menyewakan lahannya ke pabrik gula sudah cukup baik. Pasalnya, bila dipaksakan menanam padi sudah pasti akan rugi akibat kekeringan. (A-178/A-89)***
Sumber : pikiran-rakyat.com 

JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :



Dikirim oleh Unknown pada 01.56. dan Dikategorikan pada . Kamu dapat meninggalkan komentar atau pesan terkait berita / artikel diatas

0 komentar untuk Petani Karangwareng tak Bisa Tanam Lebih dari Musim

Tinggalkan Komentar

BOGOR

.

BEKASI

Pengunjung Online

Jumlah Pengunjung

2010 Lintas Kuningan. All Rights Reserved. - Designed by Lintas Kuningan